Oleh : dr. Sweety Pribadi, SpBP-RE
Luka adalah suatu keadaan putusnya kontinuitas jaringan yang disebabkan oleh berbagai hal (trauma, pembedahan, neuropatik, vaskuler, penekanan dan keganasan). Proses penyembuhan luka terbagi menjadi 3 fase, yakni fase inflamasi, proliferasi dan remodeling atau maturasi. Luka yang usianya kurang dari 3 atau 4 minggu masih disebut sebagai luka akut, sedangkan yang usianya lebih dari 4 minggu disebut sebagai luka kronik.
Dalam melakukan tatalaksana luka kita perlu melakukan 4 hal :
- Penilaian luka
- Preparasi bed/dasar luka
- Memilih dressing/balutan yang sesuai
- Penutupan luka
Luka dinilai dari segi ukuran dan kedalaman luka, tepi luka, bed/dasar luka dan kondisi kulit di sekitar luka. Luka kemudian dapat dikelompokkan menjadi luka akut, luka nekrotik, luka slough, luka granulasi, luka infeksi, dan luka yang sudah epitelisasi.
Preparasi bed/dasar luka adalah proses pembuangan barrier yang terdapat di luka untuk mempersiapkan luka supaya dapat melalui proses penyembuhan luka dengan baik yang dapat dilakukan dengan cara melakukan debridement, kontrol bakteri dan kontrol eksudat.
Dressing/balutan bertujuan untuk melindungi luka dari trauma dan infeksi. Prinsip pemilihan jenis balutan :
- Dapat mempertahankan kondisi luka tetap lembab dan kulit sekitar luka tetap kering
- Berdasarkan evaluasi klinis
- Dapat mengontrol eksudat
- Mudah digunakan dan tidak perlu sering diganti
- Mengisi tiap rongga dalam luka yang dapat mencegah peningkatan invasi bakteri
Jenis-jenis balutan antara lain kassa, semioklusif, hydrogel, hydrocolloid, foam, alginate dan antimikroba.
Penutupan luka dapat dilakukan per primam, per sekundam ataupun per tertiam. Tindakan operatif yang dapat dilakukan untuk menutup luka antara lain adalah skin graft dan flap. Dalam memilih cara penutupan luka perlu diperhatikan hal-hal seperti ukuran defek, modalitas yang ada sekitar luka, jaringan vital yang terpapar dan pertimbangan estetik (warna kulit, tekstur, ketebalan dan daerah berambut).